Bermain Sebagai Sarana Terapeutik Bagi Anak
Oleh : Lisfarika Napitupulu, M.Psi., Psikolog
dan mengelola stres . Penelitian menunjukkan kesempatan
bermain dengan orang tua dan teman sebaya, baik untuk meningkatkan perkembangan
sosial-emosional, kognitif, bahasa dan regulasi diri yang mengembangkan fungsi
eksekutif dan prososil di otak. Selanjutnya kesempatan bermain membantu
mengembangkan hubungan yang aman dan stabil dengan pengasuh, dimana hubungan
yang aman dan stabil penting untuk tumbuh kembang anak. Bermain pada anak
adalah hal yang penting karena meningkatkan fungsi dan struktur otak dan meningkatkan
perkembangan fungsi eksekutif otak (misalnya proses pembelajaran,bukan hasil
belajar).
Kurangnya kesempatan bermain (dalam suasana santai dan
menyenangka), dapat menimbulkan stress pada anak anak. Hampir semua spesies mahluh
hidup mengembangkan keterampilan bermain. Bermain menyediakan kesepatan bago
mahlluk hidup untuk mengembangkan keterampilan yang membantu mereka
mengembangkan keterampilan bertahan hidup dan reproduksi. Bermain menjadi
sarana yang memfasilitasi kesemptana belajar, situasi bermain yang menyenangkan
membuat proses belajar lebih mudah untuk diikuti oleh anak anak. Pada manusia, perkembangan keterampilan bermain mengikuti tahapan perkembangan usia. Secara singkat dapat terlihat di tabel berikut :
BERMAIN SEBAGAI SARANA TERAPEUTIK
Bermain sebagai sarana terapeutik telah dikenal dengan
sebutan terapi bermain/play therapy. Terapi bermain adalah bentuk psikoterapi
yang menggunakan permainan untuk membantu anak-anak mengatasi masalah kesehatan
emosional dan mental. Dengan menggunakan media bermain, anak-anak dapat
mengeksplorasi perasaan mereka dan membaginya dengan terapis atau orang tua.
Terkadang orang dewasa sulit untuk membicarakan permasalahan
mereka, dan anak-anak mungkin merasa
lebih sulit untuk melakukan hal ini.
Bermain adalah cara
yang sangat alami di mana seorang anak menjelajahi dunia, dan menemukan solusi
untuk masalah sehari-hari. Bermain saja juga bisa menjadi katarsis bagi anak.
Dengan 'memainkan' pengalaman hidup dan mengeksplorasi
perasaan melalui permainan, anak-anak dapat membuat jarak yang aman dari
masalah mereka sehingga mereka dapat memahami dan menerimanya, tanpa merasa
dihakimi atau dipaksa untuk berubah.
Dalam terapi bermain, penekanannya adalah pada anak dan apa
yang terbaik untuk mereka. Dalam terapi bermain, anak diberikan otonomi untuk mengambil kendali kembali atas hidup
mereka dan menyelesaikan apa pun yang menyebabkan penderitaan bagi mereka,
dengan kemampuan mereka sendiri, dan melalui media yang nyaman, alami, dan
akrab.
Bermain membantu terapis memahami kebutuhan anak melalui
pendekatan non-direktif. Terapi bermain juga dapat digunakan selain bentuk
penilaian psikologis lainnya. Terkadang, terapis juga dapat menggunakan seni
bersama dengan permainan untuk mengungkap emosi anak. Terapi bermain dapat
digunakan untuk membantu anak-anak berusia tiga tahun ke atas.
Referensi
2.
https://pediatrics.aappublications.org/content/142/3/e20182058
3.
Intervensi Non-Klinis untuk anak berkebutuhan
khusus (Lisfarika Napitupulu, Yulia Herawati, Tity Hastuty)