Jumat, 01 Oktober 2021

Psikologi Abnormal dan Psikopatologi

Pendekatan Psikologis dalam memahami perilaku Abnormal


Oleh: Lisfarika Napitupulu, M.Psi., Psikolog

Taken from :Abnormal Psychology :11th edition (Anna M Kring;Sheri L. Johnson;Gerald Davison;John M Neale) penerbit John Wiley Johonson.


"Pendekatan psikologi dalam memahami perilaku abnormal dimulai dengan serangkaian praktik klinis yang dilakukan oleh beberapa ahli seperti mesmer, Charcot, Breur, dan diikuti kemudian dengan pendekatan psikoanalisis yang dikembangkan oleh Sigmund Freud"

Bagian I : Memahami gangguan psikologis berdasarkan pengalaman Mesmer, Charcot & Breur.

Selama abad 18 belas di eropa barat, banyak orang yang mengalami histeria diamati oleh beberapa ahli kesehatanmental pada masa itu. perhatian mereka terutam tertujua pada histeria yang muncul dalam bentuk lumpuh (paralisis) dan kebutaan (blindness), dimana gejala ini tidak disebabkan karena permasalahan fisik (bukan karena penyebab medis). salah satu ahli yang memiliki ketertarikan terhadap masalah ini adalah Anton mesmer  (1734-1815

),s eorang dokter yang berasal dari autsria dan berpraktik wina dan paris pada akhir abad ke 18. Ia percaya jika histeria disebabkan oleh adanya distribusi tertentu dari cairan magnetik universal didalam tubuh manusia. selain itu dia percaya jika seseorang dapat mempengaruhi cairan yang ada dalam tubuh seseorang, sehingga terjadinya perubahan perilaku.

 

sesi pertemuan mesmer dengan passien terkesan mistis. Dia akan meminta pasien duduk disekitar bak kayu tertutup, yang dilemngkapi dengan beragai batang kayu (visualisasi bak kayu mesmer dapat anda browsing di internet). ketika mesmer berada dekat pasien, dia akan menyentuhkan batang kayu tersebut ke bagian tubuh pasien yang sakit. Batang-batang tersebut dipercaya dapat memancarkan animal magnetism dan mengatur distribusi magnet universalcairan, sehingga menghilangkan gangguan histeris.

Sesi selanjutnya, mesmer hanya akan melihat pasien (tidak menggunakan tongkat untuk menyentuh pasien)

 

Apa yang dilakukan mesmer untuk menyembuhkan pasien seringkali dianggap meragukan , namun pada kenyataannya dimasa itu, tindakan mesmer, banyak membantu orang untuk pulih dari gangguan histeria.

 Meskipun Mesmer berpendapat histeria berkaitan dengan sebab biologis, namun ia kemudia dianggap sebagai praktisi hipnosis. kata mesmer kemudian memiliki sinonim dengna hipnosis. Dalam bidaya kuno, fenomena ini dikenal dekat dengan ilmu sihir/praktik sihir. oleh karen aitu, pada masanya , mesmer dianggap sebagai dukun oleh rekan sejawatnya. Namun dalam perkembangan perkembangan berikutnya,hipnosis berkembang cukup pesat.  seorang ahli saraf di Paris  Jean Martin Charcot (1825-1893) juga mempelajari keadaan histeris. lewat hipnosis.

 Mengingat kedudukan Charcot dalam masyarakat Paris, pendapatnya terhadap hipnosis sebagai salah satu metode pengobatan yang layak untuk histeria membantu perawatan ini diterima lebih baik di kalangan professional medis dari waktu ke waktu.

 

Note :

Animal magnetism adalah suatu kekuatan yang dianggap tidak berwujud atau misterius yang dikatakan mempengaruhi manusia. Istilah ini digunakan oleh dokter Jerman Franz Anton Mesmer untuk menjelaskan prosedur hipnosis yang ia gunakan dalam perawatan pasien.Mesmer percaya bahwa Animal magnetism  adalah kekuatan gaib atau cairan tak kasat mata yang memancar dari tubuh manusia dan bahwa, secara lebih umum, kekuatan itu menembus alam semesta, terutama berasal dari bintang-bintang.

 

Josef Breuer dan Metode Katarsis

Josef Breuer, an Austrian physician and

physiologist, collaborated with Freud in the

early development of psychoanalysis.

 Pada abad ke 19 , seorang dokter Wina,

Josef Breuer (1842–1925), merawat seorang wanita muda, yang identitasnya disamarkan dengan nama Anna O.dimana dia memiliki beberapa gejala  histeris, misalnya kelumpuhan parsial, gangguan penglihatan dan pendengaran, dan, seringkali mengalami kesulitan berbicara. dia juga terkadang menunjukkan kegaja yang tidak terkoneksi dengan lingkungan sekitar (seperti bermimpi), atau sibuk dengan fikirannya sendiri.

 

 Pada  satu sesi perawatan, Breuer menghipnotisnya dan

mengulangi kembali beberapa kata-kata yang diucapkan wanita itu. Dalam kondisi terhipnosis, wanita tersebut dapat berbicara lebih bebas, dan mampu mengungkapkan peristiwa emosional yang dia alami dimasa kecilnya. Ketika wanita ini terbangun dari hipnosis, perasaannya menjadi lebih baik. Breuer menamakan proses in sebagai katarsis, suatu keadaan dimana seseorang melepaskan beban emosionalnya, dan setelah itu menjadi nyaman. Proses katarsis menurutnya bekerja lebih baik ketika seseorang berada dalam kondisi terhipnotik, dimana pasien dapat dengan bebas mengungkapkan segala tekanan emosional yang dihadapi. Pada tahun berikunya, Breuer bersama sejawatnya yang lebih muda,   Sigmund Freud (1856–1939), bersama-sama menerbitkan Studies in Hysteria, sebagian didasarkan pada

kasus Anna O. Dekade berikutnya, Kasus Anna O. menjadi salah satu kasus klinis paling terkenal  terkait dengan psikoanalitik

 

Sebuah kontradiksi kemudian terungkat  lewat sejarah Henri Ellenberger (1972) yang mengunkapkan Anna O tidak benar  benars embuh dengan setelah mendapat pengobatan hipnosis, kesembuhannya hanya bersifat sementara.

 Catatan rumah sakit yang ditemukan oleh Ellenberger menegaskan bahwa Anna O.terus menggunaka morfin untuk meredakan masalah "histeris" yang menurut Breuer  telah mampu dihilangkan dengan katarsis.

 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  Biblioterapi Oleh: Lisfarika Napitupulu, M.Psi., Psikolog Dirangkum dari :Treating child and adolescence aggression through Bibliother...