Minggu, 11 Oktober 2020

 

Metode Pencatatan Observasi : Checklist

Oleh: Lisfarika Napitupulu, M.Psi., Psikolog

Metode pencatatan dalam observasi sistematis biasanya menggunakan rating scale dan checklist (Yoder & Simons, 2009). Ceklist, mengharuskan observer harus sudah mengindikasikan perilaku yang muncul atau tidak muncul, sebaliknya rating scale   memberi nilai atas kualitas dan kuantitas perilaku tertentu. Misalnya, setelah mengamati interaksi antara anak dan orang tua, observer diminta untuk memberi nilai orang tua, seberapa responsif orang tua terhadap anak pada skala 5-7.

Ceklis memiliki Banyak kegunaan dan mudah untuk dilakukan. Ceklist digunakan untuk mencatat kehadiran atau ketidakhadiran sesuatu, misalnya daftar kehadiran siswa dikelas, daftar barang yang akaan dibeli. Ketika melakukan observasi pada anak , ceklis digunakan untuk merekam kemunculan perilaku tertentu , dalam situasi tertentu.

 

Brand (Bentzen, 1993), mencatat,ada dua bentuk data yang direkam oleh ceklis :

1.  1. Static descriptor, item yang mendeskripsikan ciri yang menetap/cenderung menetap  pada subjek,     misalnya ras, usia, jenis kelamin , status social ekonomi, ciri lingkungan fisik, waktu observasi

2.  2. Actions/actions class, mencakup perilaku yang diobservasi. Terdiri dari daftar perilaku yang akan    diamati, dibuat khusus untuk anak , observer memberi tanda pada perilaku tersebut, apabila perilaku tersebut muncul sepanjang sesi observasi. Ceklis juga digunakan untuk mencatat, apakah anak mampu menunjukkan perilaku yang diminta, biasanya ceklis  yang berbentuk ini merupakan suatu bentuk tes.

Ceklis memiliki beberapa keuntungan, misalnya mudah digunakan diberbagai situasi dan berbagai metode observasi (bisa digunakan pada seting observasi natural,eksperimen, partisipan, non partisipan, observasi sistematis). Ceklis efisien digunakan karena perilaku yang akan diamati sudah ditentukan. Namun penggunaan ceklis juga memiliki keterbatasan, misalnya tidak mampu merekam detail perilaku dan situasi yang diamati

Tabel berikut adalah contoh tabel ceklis, yang digunakan pada sebuah program (Head start program). Seperti yang terlihat, perilaku dapat di cek kapan saja, tapi observer mestilah yakin, jika anak bisa menampilkan perilaku tersebut , atau karakteristik /butir butir isi dari ceklis memang ada pada anak. Hal terpenting dari ceklis ini adalah  observer tidak terikat pada tempat dan waktu, pengamatana perilaku dapat dilakukan kapan saja.



Tahapan membuat ceklist :

1.       1. Tentukan perilaku yang akan diobservasi.

2.      2.  Tentukan definisi konseptual dan definisi operasional perilaku. Yoder & Symons (2009), menyatakan      jika definisi konseptual dan definisi perilaku dapat ditemukan dari :

a.       Literature ilmiah

b.      definisi yang didapat dari peneliti terdahulu

c.       Definisi yang didapat dari penelitian awal (pilot study).


 3. Merumuskan item observasi. Item observasi haruslah mencakup keseluruhan perilaku yang akan        diamati. Pada tahap ini, disarankan untuk membuat blueprint/ rancangan observasi. Misalkan Ceklis    motor and self help skills anak berikut. Ceklist ini bertujuan mengukur perilaku motorik anak        (motoric kasar /large motoric & fine motor (motorik halus) dan mengukur perilaku bantu diri  (self help) pada anak yang berusia 3- 6 tahun.

Ceklis motor and self help skills 




 

 Ceklis ini sebenarnya memiliki blueprint, yang menggambarkan item mana saja yang mengukur keterampilan motorik (fine &large motoric) dan item mana yang mengukur keterampilan bantu diri. Blue print ceklis diatas dapat dilihat pada tabel berikut



Pada contoh diatas, Blue print diatas hanya mengutip sebaran item yang mengukur keterampilan large motor & fine motor untuk usia 3-5 tahun.


Referensi :

  1. Seeing your children : A guide to observing and recording Behaviour (2nd edition) by Warren R.Bentzen (1993)/ Seluruh tabel dersumber dari buku ini.
  2. Observational Measurement of Behaviour by Paul Yoder and Frank Symons (2009)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  Biblioterapi Oleh: Lisfarika Napitupulu, M.Psi., Psikolog Dirangkum dari :Treating child and adolescence aggression through Bibliother...