Metode Pencatatan Observasi : Checklist
Oleh: Lisfarika Napitupulu, M.Psi., Psikolog
Metode pencatatan dalam observasi
sistematis biasanya menggunakan rating scale dan checklist (Yoder & Simons,
2009). Ceklist, mengharuskan observer harus sudah mengindikasikan perilaku yang
muncul atau tidak muncul, sebaliknya rating
scale memberi nilai atas kualitas
dan kuantitas perilaku tertentu. Misalnya, setelah mengamati interaksi antara
anak dan orang tua, observer diminta untuk memberi nilai orang tua, seberapa
responsif orang tua terhadap anak pada skala 5-7.
Ceklis memiliki Banyak kegunaan
dan mudah untuk dilakukan. Ceklist digunakan untuk mencatat kehadiran atau
ketidakhadiran sesuatu, misalnya daftar kehadiran siswa dikelas, daftar barang
yang akaan dibeli. Ketika melakukan observasi pada anak , ceklis digunakan
untuk merekam kemunculan perilaku tertentu , dalam situasi tertentu.
Brand (Bentzen, 1993), mencatat,ada
dua bentuk data yang direkam oleh ceklis :
1. 1. Static descriptor, item yang
mendeskripsikan ciri yang menetap/cenderung menetap pada subjek, misalnya ras, usia, jenis kelamin
, status social ekonomi, ciri lingkungan fisik, waktu observasi
2. 2. Actions/actions class, mencakup perilaku
yang diobservasi. Terdiri dari daftar perilaku yang akan diamati, dibuat khusus
untuk anak , observer memberi tanda pada perilaku tersebut, apabila perilaku
tersebut muncul sepanjang sesi observasi. Ceklis juga digunakan untuk mencatat,
apakah anak mampu menunjukkan perilaku yang diminta, biasanya ceklis yang berbentuk ini merupakan suatu bentuk
tes.
Ceklis memiliki beberapa
keuntungan, misalnya mudah digunakan diberbagai situasi dan berbagai metode
observasi (bisa digunakan pada seting observasi natural,eksperimen, partisipan,
non partisipan, observasi sistematis). Ceklis efisien digunakan karena perilaku
yang akan diamati sudah ditentukan. Namun penggunaan ceklis juga memiliki
keterbatasan, misalnya tidak mampu merekam detail perilaku dan situasi yang
diamati
Tabel berikut adalah contoh tabel
ceklis, yang digunakan pada sebuah program (Head start program). Seperti yang
terlihat, perilaku dapat di cek kapan saja, tapi observer mestilah yakin, jika
anak bisa menampilkan perilaku tersebut , atau karakteristik /butir butir isi
dari ceklis memang ada pada anak. Hal terpenting dari ceklis ini adalah observer tidak terikat pada tempat dan waktu,
pengamatana perilaku dapat dilakukan kapan saja.
Tahapan membuat ceklist :
1. 1. Tentukan
perilaku yang akan diobservasi.
2. 2. Tentukan
definisi konseptual dan definisi operasional perilaku. Yoder & Symons
(2009), menyatakan jika definisi konseptual dan definisi perilaku dapat
ditemukan dari :
a.
Literature ilmiah
b.
definisi yang didapat dari peneliti terdahulu
c.
Definisi yang didapat dari penelitian awal
(pilot study).
Ceklis ini sebenarnya memiliki blueprint, yang menggambarkan item mana
saja yang mengukur keterampilan motorik (fine &large motoric) dan item mana yang mengukur
keterampilan bantu diri. Blue print ceklis diatas dapat dilihat pada tabel berikut
Referensi :
- Seeing
your children : A guide to observing and recording Behaviour (2nd
edition) by Warren R.Bentzen (1993)/ Seluruh tabel dersumber dari buku ini.
- Observational
Measurement of Behaviour by Paul Yoder and Frank Symons (2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar