Intervensi Non- klinis Anak Berkebutuhan khusus
Bermain sebagai sarana intervensi bagi anak berkebutuhan khusus
Oleh Lisfarika Napitupulu, M.Psi., Psikolog
Kegiatan bermain yang dilakukan
secara alami, tanpa perencanaan, mampu menjadi sarana sesmen dan interventi,
khususnya bagi anak anak yang memiliki permasalahan. Bermain dapat berfungsi
sebagai intervensi awal, yang diberikan pada anak berkebutuhan khusus.
Intervensi awal digambarkan sebagai sistem yang dirancang
untuk mendukung pola interaksi keluarga yang paling baik dalam mendorong perkembangan
anak (Guralnick, 2001). Intervensi dini terdiri dari layanan multidisiplin yang
diberikan kepada anak-anak sejak lahir sampai usia lima tahun (Shonkoff&
Meisels, 2000).Blackman berpendapat bahwa “tujuan intervensi [masa kanak-kanak]
adalah untuk mencegahatau meminimalkan keterbatasan fisik, kognitif, emosional,
untuk anak anak yang memiliki faktor
risiko biologis atau lingkungan ”(2003: 2).
Sejumlah penelitian menekankan
manfaat intervensi awal dalam proses mencapai target dan tujuan perkembangan
anak penyandang disabilitas. Bermain,
merupakan salah satu bentuk intervensi awal yang dapat diberikan kepada anak
yang mengalami keterlambatan perkembangan/anak anak yang mengalami disabilitas.
Bermain memiliki peran sentral dalam intervensi dini untuk anak-anak penyandang
disabilitas, dan digunakan sebagai sarana
asesmen dan intervensi. Beberapa
peneliti menganggap bermain bermain sebagai tahapan perkembangan anak, peneliti
lainnya menganggap bermain sebagai media untuk pengembangan keterampilan khusus
(Bergen, 1987), s (Lifter et al., 2011) . meningkatkan perkembangan dan
kemampuan belajar anak (Casby, 2003;Lifter, 2008; Linder, 1993; Nwokah et al.,
2013; Pierce, 1997).
Tanpa menegsampingkan arti
penting belajar,orang dewasa harus ingat bahwa ketika anak anak bermain, mereka
tidak mencari fungsi dari bermain tersebut, namun se,estinya mereka bermain untuk bersenang senang.Apabila
kegiatan bermain pada anak terlalu diarahkan orang dewasa, hal ini dapat
membuat anak menjadi tertekan, dan membuat mereka memberontak (Sutton-Smith,
1987).
Doris Bergen, melalui artikelnya
yang menyarankan bermain sebagai sarana asesmen, prevensi dan intervensi untuk
anak berkebutuhan khusus”(Bergen, 1991: 1).
Penggunaan permainan sebagai
konteks untuk asesmen dan intervensi , serta sebagai sarana untuk keberhasilan dalam perawatan awal dan pengaturan pendidikan
intensif dilakukan mulai di1990-an (Buchanan & Johnson, 2009).
Model Denver
sebagai model awal penerapan konsep bermain, mempromosikan bermain melalui
permainan rutin yang alami, jika di kombinasikan dengan tehnik mengajar yang terstruktur, maka
kegiatan ini berhubungan dengan terapi perilaku, dimana tujuannya adalah untuk
mengembangkan keterampilan bermain dan kemampuan berbahasa (Rogers &
Dawson,2010).
Beberapa program berikut,
dikembangkan berdasarkan kombinasi dari dua pendekatan diatas, :
1. TEACCH
(treatmen dan Pendidikan Autis dan Komunikasi Anak berkebutuhan khusus) adalah
program intervensi intensif untuk mempromosikan pembelajaran dan pengembangan
kemampuan anak, khususnya di bidang komunikasi dan keterampilan
sosial,kemandirian, keterampilan mengatasi, dan keterampilan untuk kehidupan
sehari-hari. Anak-anak didukung oleh lingkungan
belajar yang sangat terstruktur (Peeremboom, 2003).
2. JASPER(Joint
Attention Symbolic Play Engagement Regulation) menargetkan dasar-dasar komunikasi
sosial (perhatian bersama, meniru, bermain), menggunakan strategi naturalistik
untuk meningkatkan kecepatan dan kompleksitas komunikasi sosial, dan termasuk
orang tua dan guru sebagai pelaksana intervensi meningkatakn kemampuan anak
menggeneralisasi keterampilan yang telah diberbagai seting dan aktivitas, peran
mereka juga untuk mengontrol perkembangan anak dari waktu kewaktu (Kasari et
al., 2012).
Referensi :
1. Play in Early Intervention for Children
with Disabilities by Vaska Stancheva-Popkostadinova and Tatjana Zorcec
2. Intervensi Non Klinis Anak berkebutuhan khusus
oleh Lisfarika Napitipulu, Tity Hastuty dan yulia Herawati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar