Rabu, 07 Oktober 2020

Figure Drawings : Historical perspective (Bagian 1)


Oleh : Lisfarika Napitupulu, M.Psi., Psikolog


Dirangkum dari Buku Drawing in Assessment and Psychotherapy : Research and Aplication, edited by leonard Handler and Antoinette D. Thomas 


Gambar, adalah salah satu sarana asesmen kepribadian dalam Psikologi. Metode ini biasa di gunakan Psikolog dalam melakukan asesmen kepribadian. Sejarah penggunaan gambar sebagai sarana asesmen kepribadian cukup panjang. Tulisan ini mencoba merangkum sejarah, bagaimana gambar dapat menjadai sarana asesmen kepribadian.

 Gambar yang dibahas kali ini adalah gambar orang, atau tesnya dikenal dengan nama Draw a Man test (D-A-M) atau Draw a Person test (D-A-P). Meskipun gambar kuno manusia ditemukan di dinding dinding gua di eropa selatan dan sebagai relief pyramid yang ada di mesir, penggunaan gambar sebagai instrument asesmen kepribadian telah dimulai sejak tahun 1926, ketika Florence goodenough merancang dan menstandarisasi Draw A Man sebagai tes intelegensi non verbal. 
Sebelum tahun 1949, Karen Machover menyussn Draw a Person test (D-A-P), sebagai instrument klinis, namun ketertarikan para peneliti pada abad ini lebih ditujukan pada asesmen yang berhubunagn dengan ekspresi seni yang dibuat anak anak , terutama pada bidang psikologi, psikiatri dan art thetrapy, dimana pendekatan utama yang digunakan adalah psikoanalisa. Namun Malchiodi (1998) mencatat, asusmsi-asumsi Karen Machover kurang mendapat pengawasan , menurutnya juga, tes menggambar proyeksi tidak sensitive pada perubahan kebudayaan , gender dan tingkatan social ekonomi. Namun, review terhadap penelitian Kinetic family drawiang test, menemukan bahwa sejumlah besar penelitian tehnik menggambar proyeksi, merefleksikan perbedaan budaya. Umumnya penelitian-penelitian tersebut merupakan tugas akhir (desertasi), dan tidak di publikasikan. Sistem skoring/atau penilaian gambar proyektif tersebut, juga bervariasi, dan dokumen dokumen tersebut tidak memiliki panduan riset yang tepat. Pada intinya, menggambar telah dikenali sebagai cara asesmen yang penting ketika bahasa tidak dapat digunakan.

 Malchiodi menyatakan , gambar anak anak itu merefleksikan inner-world (fikiran dan perasaan ), menggambarkan beragam perasaan anak, dan memberikan informasi yang terkait dengan kondisi psikologis dan gaya membangun hubungan interpersonal. Meskipun anak menggunakan gambar untuk mengeksplorasi, untuk mengatasi masalah, memberikan bentuk visual/gambaran nyata dari ide dan pengamatan mereka terhadap sesautu, secara keseluruhan ada kesepakatan yang menyatakan jika ekspresi seni adalah pernyataan pribidi yang unik (menggambarkan diri seseorang ), yang terdiri dari unsur yang mengandung makna yang disadari oleh anak (Conscious) dan makna yang tidak disadari oleh anak (Unconscious).

 Pada akhir tahun 1800 dan awal tahun 1900, minat terhadap gambar juga berkembang dibeberapa daerah di Eropa. Minat ini mengarah pada seni yang dihasilkan oleh penderita gangguan mental dan orang orang dewasa yang mendapat perawatan kejiwaan. Cook (1985) menulis studi awal yang menjelaskan tahapan perkembangan seni pada anak, dan beberapa peneliti lainnya (Ricci 1887, Harris 1963 ) mempublikasikan hasil observasi gambar yang dibuat oleh anak anak yang berasal dari Italia. Pada Musim gugur tahun 1920, Goodenough mengumpulkan 4000 gambar dari anak anak TK hingga kelas 4 sd, untuk menentukan perbedaan dalam struktur gambar. Selanjutnya Goodenough (1926) dan Harris (1963), menyusun norma usia untuk gambar human figure drawing, dan skala (penilaian tersebut )di publikasikan sebagai Goodenough-Harris Drawing test atau Goodenough-Harris Draw A Person Test (Kamphaus, 1963).  Good enough merujuk tes yang dibuatnya dengan nama Draw A Man (DAM), karena intruksinya meminta anak untuk menggambar laki laki. Selanjutnya, Para klinisi mencatat DAM mengungkapkan juga sifat kepribadian, selain mengungkapkan kecerdasan (Buck, 1948, 1966, Machover 1949;Koppitz 1964, 1968;Hammer, 1958). Menjelang 1949, para klinisi mulai menyadari , bahwa gambar mencerminkan kondisi psikologis, dan instilah “projective drawings” menjadi popular . 

Malchiodi (1998) menyatakan ‘projective drawing test’ didasarkan ide bahwa respon anak anak melalui gambar khusus, seperti orangatua, tema-tema umum seperti pohon, rumah dan orang akan merefleksikan kepribadian, persepsi dan sikap. Gambar menawarkan alternative lain untuk mengekspresikan diri, dimana cara ini dapat memberi informasi mengenai anak yang tidak terungkapkan lewat kata kata. Meskipun buku yang disusun oleh Machover mendapatkan penilaian negatif, namun buku ini telah menjadi inspirasi dalam pengembangan D-A-P test, dan buku ini telah dicetak, paling tidak 11 kali. Buku ini sejalan dengan teori psikoanalisa. 
Asumsi dasar Machover adalah : Gambar manusia yang dibuat oleh seseorang, berhubungan secara erat dengan impuls/dorongan, kecemasan, konflik dan karakteristik individual, dalam arti gambar manusia mencerminkan orang, dan kertas yang digunakan untuk menggambar mencerminkan lingkungan .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  Biblioterapi Oleh: Lisfarika Napitupulu, M.Psi., Psikolog Dirangkum dari :Treating child and adolescence aggression through Bibliother...