Pola Perkembangan Atipikal pada Anak
Oleh Lisfarika Napitupulu, M.Psi., Psikolog
Referensi :
Special educational need in the early years by Ruth A Wilson
(1998)
Istilah Atipikal dalam mendefinikasian anak berkebutuhan
khusus mengacu pada range keterlambatan
/hambatan perkembangan yang dialami oleh anak yang lahir dalam kondisi prematur
hingga anak yang mengalami gangguan berat dan beragam. dengan demikian, pola
perkembangan atipikal mewakili kelompok
yang sangat heterogen/beragam. Istilah anak yang berkembang secara atipikal memiliki makna yang sama dengan anak
berkebutuhan khusus, yaitu anak anak yang mengalami hambatan perkembangan
dibandingkan dengan teman sebayanya
Anak anak dengan berkebutuhan khusus memiliki urutan
perkembangan yang sama dengan anak anak non berkebutuhan khusus, yang berbeda
adalah usia dimana keterampilan itu dikembangkan. Hal ini karena hambatan yang
dialami anak menghalangi anak untuk mencapai keterampilan tertentu. Contoh
nyata adalah seorang anak yang mengalami kecacatan tuli/tunarungu dimana anak tidak
akan pernah mampu membedakan suara yang diperdengarkan kepadanya.
Pola perkembangan
atipikal dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori umum, yaitu:
1.
Keterlambatan
(delay)
Anak anak berkebutuhan khusus dapat
mengalami satu atau kombinasi dari kondisi ini. Banyak anak dengan
keterlambatan perkembangan dan/atau gangguan memenuhi syarat untuk mendapatkan
layanan pendidikan khusus, atau layanan akadmik lainnya. Penting untuk
dicatat, keikutsertaan anak dalam
program intervensi dini dapat
meminimalkan dampak keterlambatan dan/atau gangguan yang dialami anak.
menentukan apakah anak mengalami
keterlambatan perkembangan jika dibandingkan dengan usia kronologisnya,
memerlukan instrumen pengukuran yag valid dan reliabel. Dari skor yang
diperoleh, dari alat ukur tadi kemudian dapat ditentukan skor standar deviasi,
untuk mengetahui berapa besarnya penyimpangan dari Mean/rata rata. ini adalah
model penilaian yang didasarkan pada kurva normal.
Terlepas dari bagaimana mengukur
keterlambatan anak, hal yang penting untuk ditindaklanjuti adalah bagaimana
menyediakan program pendidikan yang diperlukan untuk mendukung perkembangan
anak. Program semacam itu harus dirancang
untuk meminimalkan tingkat
keterlambatan perkembangan anak.
2.
Gangguan-gangguan
(disorders),
Istlah disorder/gangguan mengacu pada suatu kondisi
yang mengganggu atau mengubah urutan
kemajuan perkembangan anak. Dalam konteks tumbuh kembang anak, Istilah disorder
dan delay memilki perbedaan, Anak yang mengalami delay, adalah anak
yang mengalami keterlambatan perkembangan, namun perkembanganya masih berlanjut
sesuai dengan urutan perkembangan yang normal. Namun anak yang mengalami Disorder/
gangguan, tidak akan mengalami urutan perkembangan yang sama dengan anak non
berkebutuhan khusus (dalam berbagai aspek tumbuh kembang ). Agar aspek tumbuh
kembang yang engamai gangguan tadii dapat berkembang, maka memerlukan proses
yang berbeda/ proses lain. Misalnya anak yang memiliki masalah motorik serius,
sehingga ia tidak bisa berjalan, maka
agar dapat dapat tetap bergerak, ia harus belajar menggunakan tongkat
atau kursi roda. Contoh lain, pada anak yang mendapatkan diagnosa autis non
verbal, dimana kemampuan komunikasi verbal tidak akan berkembang seperti anak
anak pada umumnya, agar dapat berkomunikasi ia belajar menggunakan alat
komunikasi bantu visual.Program intervensi tidak dapat menghilangkan gangguan
itu sendiri,namun dapat meminimalkan dampak negatif. Program intervensi
bertujuan untuk meminimalkan dampak negatif gangguan terhadap perkembangan anak.
3.
Berbakat/
Gifted
Anak anak berbakat adalah anak anak
yang memiliki kemampuan yang secara signifikan berbeda dengan anak seusianya.
Ada beberapa karakteristik anak anak berbakat, yaitu :
memiliki kosakata yang banyak,
memiliki rasa ingin tahu yang luas, memiliki ingatan yang baik, mampu
berkonsentrasi dalam jangka waktu lama, menikmati tantangan untuk menyelesaikan
masalah, belajar cepat, terkesan dewasa. Program intervensi untuk anak anak
berbakat mengakomodir aspek kognitif, kraetif, dan emosi. Anak anak gifted
yang tidak mendapatkan penanganan terintegrasi beresiko mnegmbangkan konsep
diri yang rendah, mengalami masalah perilaku, gagal mewujudkan potensi yang
dimiliki.
Intervensi dini untuk anak yang berbakat harus mencakup kegiatan dan
materi yang meningkatkan kreativitas, mempromosikan proses kognitif yang lebih
tinggi, melibatkan anak dalam pemecahan masalah dan penyelidikan, dan
mempromosikan perkembangan afektif dan sosial.
Kondisi yang beresiko
Adalah kondisi yang dapat menempatkan anak dalam kondisi
kekhususan (mengalami keterlambatan atau gangguan). Secara umum. Factor resiko
yang dapat menjadikan anak mengalami gangguan dan keterlambatan dibagi dalam 3
kelompok, yaitu:
1. Biological risk
Mencakup kondisi-kondisi di mana
terdapat riwayat
komplikasi dan/atau kekhawatiran
pada kondisi prenatal, perinatal,
neonatal, atau perkembangan awal. Prenatal mengacu pada waktu pembuahan hingga
kelahiran,
sementara perinatal mengacu pada
waktu segera sebelum, selama, dan segera setelah lahir. Neonatal merupakan
periode dari lahir sampai 30 hari, sedangkan perkembangan awal mengacu pada
beberapa tahun pertama kehidupan. Komplikasi atau masalah selama periode ini
sering terjadi karena adanya
cedera pada sistem saraf pusat. Anak-anak dengan risiko biologis
termasuk mereka yang lahir prematur, mereka yang beratnya rendah ketika
dikandungan, dan mereka yang sebelum lahir
terpapar zat berbahaya (misalnya,
obat-obatan, alkohol, dll.)
2. Establised
risk refers to medical/neurological disorder
mengacu pada gangguan medis dan/atau
neurologis, misalnya kondisi seperti
sindrom Down dan sindrom Fragile X.
Kondisi ini sering memiliki etiologi
yang diketahui (sumber) dan pola perkembangan yang relatif dapat diprediksi
yang terkait dengan beberapa tingkat keterlambatan perkembangan.
3. Environmental
risk
Risiko lingkungan mengacu pada
situasi dan kondisi di lingkungan anak
yang cenderung mengganggu
perkembangan yang sehat. Contoh termasuk gizi buruk,
pelecehan fisik atau psikologis, dan kondisi
yang biasanya terkait dengan hidup dalam kemiskinan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar