Selasa, 19 Oktober 2021

 
Pola Perkembangan Atipikal pada Anak

Oleh Lisfarika Napitupulu, M.Psi., Psikolog

Referensi :
Special educational need in the early years by Ruth A Wilson (1998)

Istilah Atipikal dalam mendefinikasian anak berkebutuhan khusus mengacu  pada range keterlambatan /hambatan perkembangan yang dialami oleh anak yang lahir dalam kondisi prematur hingga anak yang mengalami gangguan berat dan beragam. dengan demikian, pola perkembangan atipikal mewakili  kelompok yang sangat heterogen/beragam. Istilah anak yang berkembang secara  atipikal memiliki makna yang sama dengan anak berkebutuhan khusus, yaitu anak anak yang mengalami hambatan perkembangan dibandingkan dengan teman sebayanya

Anak anak dengan berkebutuhan khusus memiliki urutan perkembangan yang sama dengan anak anak non berkebutuhan khusus, yang berbeda adalah usia dimana keterampilan itu dikembangkan. Hal ini karena hambatan yang dialami anak menghalangi anak untuk mencapai keterampilan tertentu. Contoh nyata adalah seorang anak yang mengalami kecacatan tuli/tunarungu dimana anak tidak akan pernah mampu membedakan suara yang diperdengarkan kepadanya.

 Pola perkembangan atipikal dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori umum, yaitu:

1.      Keterlambatan (delay)

Anak anak berkebutuhan khusus dapat mengalami satu atau kombinasi dari kondisi ini. Banyak anak dengan keterlambatan perkembangan dan/atau gangguan memenuhi syarat untuk mendapatkan layanan pendidikan khusus, atau layanan akadmik lainnya. Penting untuk dicatat,  keikutsertaan anak dalam program intervensi dini dapat  meminimalkan dampak keterlambatan dan/atau gangguan yang dialami anak.

menentukan apakah anak mengalami keterlambatan perkembangan jika dibandingkan dengan usia kronologisnya, memerlukan instrumen pengukuran yag valid dan reliabel. Dari skor yang diperoleh, dari alat ukur tadi kemudian dapat ditentukan skor standar deviasi, untuk mengetahui berapa besarnya penyimpangan dari Mean/rata rata. ini adalah model penilaian yang didasarkan pada kurva normal.

Terlepas dari bagaimana mengukur keterlambatan anak, hal yang penting untuk ditindaklanjuti adalah bagaimana menyediakan program pendidikan yang diperlukan untuk mendukung perkembangan anak. Program semacam itu harus dirancang

untuk meminimalkan tingkat keterlambatan perkembangan anak.

 

2.      Gangguan-gangguan (disorders),

Istlah disorder/gangguan  mengacu pada suatu kondisi

yang mengganggu atau mengubah urutan kemajuan perkembangan anak. Dalam konteks tumbuh kembang anak, Istilah disorder dan delay memilki perbedaan, Anak yang mengalami delay, adalah anak yang mengalami keterlambatan perkembangan, namun perkembanganya masih berlanjut sesuai dengan urutan perkembangan yang normal. Namun anak yang mengalami Disorder/ gangguan, tidak akan mengalami urutan perkembangan yang sama dengan anak non berkebutuhan khusus (dalam berbagai aspek tumbuh kembang ). Agar aspek tumbuh kembang yang engamai gangguan tadii dapat berkembang, maka memerlukan proses yang berbeda/ proses lain. Misalnya anak yang memiliki masalah motorik serius, sehingga ia tidak bisa berjalan, maka  agar dapat dapat tetap bergerak, ia harus belajar menggunakan tongkat atau kursi roda. Contoh lain, pada anak yang mendapatkan diagnosa autis non verbal, dimana kemampuan komunikasi verbal tidak akan berkembang seperti anak anak pada umumnya, agar dapat berkomunikasi ia belajar menggunakan alat komunikasi bantu visual.Program intervensi tidak dapat menghilangkan gangguan itu sendiri,namun dapat meminimalkan dampak negatif. Program intervensi bertujuan untuk meminimalkan dampak negatif gangguan  terhadap perkembangan anak.

 

3.      Berbakat/ Gifted                        

Anak anak berbakat adalah anak anak yang memiliki kemampuan yang secara signifikan berbeda dengan anak seusianya. Ada beberapa karakteristik anak anak berbakat, yaitu :

memiliki kosakata yang banyak, memiliki rasa ingin tahu yang luas, memiliki ingatan yang baik, mampu berkonsentrasi dalam jangka waktu lama, menikmati tantangan untuk menyelesaikan masalah, belajar cepat, terkesan dewasa. Program intervensi untuk anak anak berbakat mengakomodir aspek kognitif, kraetif, dan emosi. Anak anak gifted yang tidak mendapatkan penanganan terintegrasi beresiko mnegmbangkan konsep diri yang rendah, mengalami masalah perilaku, gagal mewujudkan potensi yang dimiliki.

Intervensi dini untuk anak  yang berbakat harus mencakup kegiatan dan materi yang meningkatkan kreativitas, mempromosikan proses kognitif yang lebih tinggi, melibatkan anak dalam pemecahan masalah dan penyelidikan, dan mempromosikan perkembangan afektif dan sosial.

 

Kondisi yang beresiko

Adalah kondisi yang dapat menempatkan anak dalam kondisi kekhususan (mengalami keterlambatan atau gangguan). Secara umum. Factor resiko yang dapat menjadikan anak mengalami gangguan dan keterlambatan dibagi dalam 3 kelompok, yaitu:

1. Biological risk

Mencakup kondisi-kondisi di mana terdapat riwayat

komplikasi dan/atau kekhawatiran pada  kondisi prenatal, perinatal, neonatal, atau perkembangan awal. Prenatal mengacu pada waktu pembuahan hingga kelahiran,

sementara perinatal mengacu pada waktu segera sebelum, selama, dan segera setelah lahir. Neonatal merupakan periode dari lahir sampai 30 hari, sedangkan perkembangan awal mengacu pada beberapa tahun pertama kehidupan. Komplikasi atau masalah selama periode ini sering terjadi   karena adanya  cedera pada sistem saraf pusat. Anak-anak dengan risiko biologis termasuk mereka yang lahir prematur, mereka yang beratnya rendah ketika dikandungan, dan mereka yang sebelum lahir

terpapar zat berbahaya (misalnya, obat-obatan, alkohol, dll.)

2.           Establised risk refers to medical/neurological disorder

mengacu pada gangguan medis dan/atau neurologis, misalnya  kondisi seperti sindrom Down dan sindrom Fragile X.

Kondisi ini sering memiliki etiologi yang diketahui (sumber) dan pola perkembangan yang relatif dapat diprediksi yang terkait dengan beberapa tingkat keterlambatan perkembangan.

3.           Environmental risk

Risiko lingkungan mengacu pada situasi dan kondisi di lingkungan anak

yang cenderung mengganggu perkembangan yang sehat. Contoh termasuk gizi buruk,

pelecehan fisik atau psikologis, dan kondisi yang biasanya terkait dengan hidup dalam kemiskinan.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  Biblioterapi Oleh: Lisfarika Napitupulu, M.Psi., Psikolog Dirangkum dari :Treating child and adolescence aggression through Bibliother...